Pagi itu, sengaja aku berencana bangun awal dan menahan nafsu untuk tidur selepas Subuh. Seperti biasa, gurauan pagi selimut babi masih digunakan sebagai alasan untuk mengajak teman-teman yang lain untuk bangun dan turut serta menikmati pagi gaya lokal. Walaupun kami sudah tahu, lelah malam tadi belum hilang. Kalau untung sabut timbul, dapatlah melihat sosok sang Kerinci tanpa kabut bersama percikkan cahaya sang suria.
Usai memberikan salam tahiyat akhir serta doa pendek, mataku terus meliar di bingkai jendela betul-betul berhadapan dengan ruang solat di tingkat atas rumah inap. Ya, kebanyakkan rumah inap di sini menghadap Gunung Kerinci yang setinggi 3805 meter dari aras laut, di sekelilingnya adalah kebun teh Kersik Tuo, dalam perkampungan Kayu Aro, Sumatera Barat Indonesia.
Udara pagi yang betul-betul dingin tidak dihiraukan dan ketika masih berkain pelikat, aku dan Hakim langsung mengorak langkah macam orang hendak perang bersama kamera DSLR serta perlengkapan kamera telefon selular secukupnya.
Saat melangkah masuk laluan tikus ladang teh, embun pagi terperangkap di betis membuatkan rasa hendak terkucil. Setelah tiba di kawasan yang luas untuk berjalan, aku menurunkan pelikat ke buku lali. Melihat keliling, seperti tiada harapan untuk menikmati Matahari terbit di sini tetapi firasat memberitahu kami untuk bersabar untuk beberapa minit. Ternyata memang rezeki buat kami pagi itu sekali lagi kabut berarak menampakkan seluruh sosok sang Kerinci dari jauh walaupun warna jingga tidaklah begitu tampak. Jadi, beginilah sosok sang Kerinci persis dalam gambar carian Google. Beberapa minit kemudian dua orang teman kami datang melewati jalan tikus ladang teh tadi dan malangnya belum sempat orang terkahir berdiri dengan bergaya, kabut datang lagi seolah-olah dengki menutup sang Kerinci. Kami tertawa besar.
Selepas fajar Subuh
Ibu jari masih berbekas dengan minyak pelincir. Hampir dua kali aku sedaya upaya menekan aplikasi Air Asia di telefon selular namun gagal. Sambil mengeluh kecil, aku kesat seluruh jari-jemari di sisi kanan coverall tanpa sedikit kerisauan. Sudah biasa kotor begini. Ini adalah cerita seminggu terakhir sebelum tarikh penerbangan dan aku masih belum pasti dapat turut serta kerana kekangan kerja.
Dengan harapan dan doa dalam hati supaya harga tiket seminggu sebelum tarikh penerbangan tidak mencanak naik harga, dan dengan jaringan internet di pelabuhan Kakinada yang betul-betul perlahan menguji kesabaran, hampir saja aku berputus asa. Mujur rezeki amatlah murah pada hari itu, maka berjayalah transaksi pembayaran tiket ke Padang, Indonesia pada tanggal 18 Ogos 2017. Aku menarik nafas lega.
4 comments:
Hello! Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Apakah Anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website kami http://kbagi.com/ atau www.facebook.com/kumpulbagi/ untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Hye.. Why stop menulis? Keep blogging!
Terima kasih telah mengizinkan saya untuk berkomentar di sini.
ARTIKEL ANDA SANGAT BAGUS !!
Cara Menang Situs Judi Online ERAQQ
Situs Poker Online
Situs Judi Online Terpercaya ERAQQ
Daftar Situs Judi Online ERAQQ
Login Situs Judi Online ERAQQ
LiveChat ERAQQ
Download Aplikasi ERAQQ
Poker Online
Domino99
Poker
Bandar Poker
Domino99
Bandar Q
Bandar 66
Domino qiu qiu
QQ Poker
Poker QQ
Judi Domino
QQ Online Terpercaya
Situs Judi QQ Online Terpercaya
性感荷官
成人貼圖
偷拍
巨乳內射多P癡女
色情援交
推薦紅利
德州撲克遊戲
線上投注
色遊戲
Post a Comment